√ Kekuatan Percaya Diri
Di kesempatan ini kita akan mengupas tentang Kekuatan Percaya Diri yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.
Kekuatan Percaya Diri – Hai sobat ruangbimbel.co.id. diartikel sebelumnya kita sudah membahas artikel mengenai Pengertian Kompensasi. maka kali ini kita bakal membahas artikel mengenai Kekuatan Percaya Diri. Nah langsung aja yuuk simak artikel ini beserta ulasan lengkapnya dibawah ini.
Pengertian
Kepercayaan diri adalah sikap positif sesorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang di hadapnya.
Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kopmpeten melakukan segala sesuatu seorang diri , alias “ sakti “ rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia meras amemiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena – di dukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistis terhadap diri sendiri .
Baca Juga Pengertian Kompensasi
Karakteristik Percaya Diri (PD)
Ada beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional diantaranya adalah :
- Percaya akan kompetensi / kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataau pun rasa hormat orang lain.
- Tidak terdorong untuk menunnjukan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atua kelompok.
- Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain- berani menjadi diri sendiri.
- Punya pengendalian diri yang baik( tidak moody danemosinyastabil ).
- Memiliki internal locus of control ( memandang keberhasilan atau kegagalan , tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung / mengharapkan bantuan orang lain.
- Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri , orang lain dan situasi di luar dirinya.
- Memiliki harapan yang realistis terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
Karakteristik Tidak Percaya Diri
Begitu pula dengan individu yang kurang percaya diri, ada beberapa ciri atau karakteristiknya seperti :
- Berusaha menunjukan sikap konformis semata mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok.
- Menyimpan rasa takut / kekhawatiran terhadap penolakan .
- Sulit menerima realita diri ( terlebih menerima kekurangan diri ) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri .
- Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negative.
- Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil.
- Cenderung menolak pujian yang di tujukan secara tulus ( karena under value diri sendiri )
- Selalu menempatkan / memposisikan diri sebagai yang terakhir , karena menilai dirinya tidak mampu .
- Mempunyai external locus of control ( mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan / penerimaan serta bantuan orang lain )
Pola Asuh
Para ahli berkeyakinan bahwa kepercayaan diri bukanlah di peroleh secara instan ,melainkan melalui proses yang berlangsung sejak usia dini , dalam kehidupan bersama orang tua. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang ,namun factor pola asuh dan interaksi di usia dini , merupakan faktor yang amat mendasar bagi pembentukan rasa percaya diri. Sikap orang tua akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. Orang tua yang menunjukan kasih, perhatian, penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kedekatan emosional yang tulus dengan anak, akan membangkitkan rasa percaya diri pada anak tersebut. Anak akan merasa bahwa dirinya berharga dan bernilai dimata orang tuanya. Dan, meskipun ia melakukan kesalahan, dari sikap orang tua anak melihat bahwa dirinya tetaplah dihargai dan dikasihi. Anak dicintai dan dihargai bukan tergantung pada prestasi atau perbuatan baiknya namun karna eksistensinya. Dikemudian hari anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang mampu menilai positif dirinya dan mempunyai harapan yang realistic terhadap diri – seperti orang tuanya meletakan harapan realistic terhadap dirinya .
Lain halnya dengan orang tua yang kurang memberikan perhatian pada anak, atau suka mengkritik ,sering memarahi anaknya namun kalau anak berbuat baik tidak pernah di puji, tidak pernah puas dengan hasil yang di capai dengan anak, atau pun seolah menunjukan ketidak percayaan mereka pada kemampuan dan kemandirian anak dengan sikap over protektiv yang makin meningkatkan ketergantungan. Tindakan over protektif orang tua, menghambat perkembangan kepercayaan diri pada anak karena anak tidak belajar mengatasi problem dan tantangannya sendiri –segala sesuatu di sediakan dan di bantu orang tua . anak akan merasa , bahwa dirinya buruk tidak di cintai tidak di butuhkan selalu gagal tidak penah menyenangkan dan membahagiakan orang tua . anak akan merasa rendah diri dimata sauadara kandungnya yang lain atau di hadapan teman temannnya. Kekuatan Percaya Diri
Menurut para psikolog, orang tua dan masyarakat sering kali meletakan sandaran dan harapan yang kurang realistis terhadap seorang anak atau pun individu sikap suka membanding bandingkan anak, mempergunjingkan kelemahan anak, atau pun membicarakan kelebihan anak lain di depan anak sendiri, tanpa sadar menjatuhkan harga diri anak anak tersebut . selain itu,tanpa sadar masyarakat sering menciptakan tren yang di jadikan standar patokan sebuah prestasi ataupun menerima sosial. Contoh kasus yang riil pernah terjadi di tanah air, ketika seorang anak bunuh diri gara gara dirinya tidak di terima masuk di jurusan A1 (IPA) meski dia sudah bersekolah ditempat yang elit: rupanya sang oran tua mengharapan aknya di terima di A1 atau paling tidak A2, agar kelak bisa menjadi dokter. Atau, orang tua yang memaksakan anaknya ikut les ini dan itu, hanya karena anak anak itu demikian.
Situasi ini pada akhirnya mendorong anak tumbuh menjadi individu yang tidak menerima kenyataan dirinya karena di masalalu (bahkan hinggak ini), setiap orang megharapkan dirinya menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri . dengan kata lain, memenuhi harapan sosial. Akhirnya, anak tumbuh menjadi individu yang punya pola pikir : bahwa untu bisa di terima di hargai, di cintai, dan di akui, harus menyenangkan orang lain dan mengikuti keinginan mereka. Pada saa tindividu tersebet di tantang untuk menjadi diri sendiri- mereka tidak punya keberanian untuk melakukannya percaya dirinya begitu lemah ,sementara ketakutannya terlalu besar . Kekuatan Percaya Diri
Pola Pikir Negatif
Dalam hidup bermasyarakat, setiap individu mengalamiberbagai masalah, kejadian, bertemu orang orang baru, dan sebagainya. Reaksi individu terhadap seseorang ataupun sebuah peristiwa amat di pengaruhi oleh cara berpikirnya. Individu dengan rasa percaya dirinya yang lemah, cenderung mempersepsi segala sesuatu dari sisi negative. Ia akan menyadari bahwa dari dalam dirinyalah semua negativisme itu berasal. Pola pikir individu yang kurang percaya diri, bercirikan antara lain :
- Menekankan keharusan keharusan pada diris endiri (“ saya harus begini … saya harus bisa begitu” ) Ketika gagal, individu tersebut merasa seluruh hidup dan masa depannya merasa hancur.
- Cara berpikir totalitas dan dualism : “ kalau saya sampai gagal , saya memang jelek”.
- Pesimistik yang futu ristik : satu saja
Demikianlah artikel diatas dari ruangbimbel.co.id. semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Terima kasih
The post Kekuatan Percaya Diri appeared first on RuangBimbel.co.id.
Komentar
Posting Komentar